Sudahkah Anda Siap Berbisnis?
Anda karyawan yang mulai jenuh dengan pekerjaan saat ini? Anda mungkin tidak sendirian.
Saat ini, mulai banyak orang yang mencari passion-nya
dan menjadikannya sebagai sumber penghidupan yang menjanjikan.
Bertahun-tahun menjadi karyawan, apa bisa banting setir menjadi seorang
pengusaha? Bisa saja! Jika ini salah satu pilihan hidup yang ingin Anda
jalankan. Coba evaluasi seberapa siap keuangan Anda dalam proses
transisi dari karyawan menjadi pengusaha.
Pertama, Anda harus membuat rencana bisnis yang komprehensif. Sebuah rencana bisnis harus menjawab pertanyaan penting, antara lain: Apa yang Anda jual? Siapa pangsa pasar Anda? Seberapa besar nilai potensi pasar saat ini dan di masa depan? Apa yang akan menjadi keuntungan kompetitif dalam persaingan bisnis Anda? Bagaimana Anda memperoleh keuntungan? Berapa banyak persaingan yang ada di dalam kategori bisnis ini?
Kedua, setelah merampungkan rencana bisnis, selanjutnya Anda mengakses dana sebagai sumber modal kerja. Rencana bisnis memberikan gambaran berapa jumlah modal yang Anda perlukan, apakah perlu meminjam dari bank, dan bagaimana bisnis Anda dapat membayar utang modal kerja tersebut.
Ketiga, membuat anggaran bulanan rumah tangga yang baru. Bagaimana Anda menentukan berapa penghasilan per bulan? Bila Anda bekerja untuk bisnis ini, maka setiap bulannya tentukan gaji yang Anda ambil dari usaha. Masukkan jumlah gaji sebagai bagian dari biaya usaha. Nah, pastikan pengeluaran rumah tangga lebih kecil dari pemasukan dasar dari bisnis. Pastikan Anda menyisihkan anggaran untuk menutupi kerugian perusahaan dan kewajiban membayar pajak operasional.
Keempat, mempersiapkan keuangan pribadi. Salah satu ketakutan terbesar seorang pegawai kantoran yang beralih menjadi pengusaha adalah risiko tidak mendapatkan penghasilan rutin. Jangan berkecil hati jika pada tahapan awal, Anda belum mendapatkan jumlah penghasilan yang sama saat menjadi karyawan.
Kelima, memiliki contingency plan sebagai rencana cadangan jika terjadi sesuatu sehingga tidak berjalan lancar. Pertimbangkan hal-hal berikut:
- Apakah Anda memiliki pilihan untuk kembali ke pekerjaan penuh waktu di perusahaan lama Anda?
- Apakah Anda memiliki pilihan untuk kembali ke pekerjaan penuh-waktu dengan majikan baru?
- Apakah Anda ingin mencoba arah bisnis baru (yaitu masih menjadi seorang pengusaha, tetapi dalam kategori industri yang berbeda)?
Oleh karena itu, sebelum mulai usaha, Anda wajib untuk memiliki ketersediaan dana darurat yang memadai. Dana ini harus disimpan dalam bentuk tabungan biasa atau deposito dengan jumlah minimal 12 kali pengeluaran rutin bulanan. Dana ini berfungsi untuk memenuhi keperluan rutin Anda saat usaha Anda belum memberikan penghasilan. Selain itu, ada baiknya mempertimbangkan opsi contingency plan Anda.
Apakah Anda sudah memiliki dana darurat yang memadai? Coba periksa dengan bantuan kalkulator ini.
Saya pribadi memiliki pengalaman membangun bisnis konsultan keuangan setelah bekerja di sebuah perusahaan multinasional besar selama lima setengah tahun. Enam bulan sebelum memutuskan berhenti bekerja, saya kumpulkan dana darurat dan menggunakan separuh gaji untuk memenuhi kebutuhan setiap bulan.
Keuangan Bisnis dan Keuangan Pribadi
Keuangan bisnis merupakan hal yang berbeda dengan keuangan pribadi Anda. Saat Anda memutuskan untuk berbisnis, langsung pisahkan keuangan untuk usaha dengan keuangan untuk pribadi. Disiplin dalam pembukuan harus dilakukan sejak awal.
Modal awal bisnis merupakan investasi Anda. Catatlah berapa investasi yang telah Anda keluarkan sebagai modal usaha. Setiap pengeluaran untuk bisnis, haruslah dibayar dari penghasilan bisnis. Prinsip yang sama berlaku sebaliknya. Setiap penghasilan bisnis tidak dapat langsung digunakan untuk membiayai anggaran rumah tangga Anda. Menggunakan arus kas bisnis untuk membiayai keperluan-keperluan pribadi adalah kesalahan besar.
Jangan Takut Memulai
Di tahap awal memulai bisnis sendiri, hasil usaha kadang tidak sesuai dengan harapan. Jangan mundur hanya karena Anda takut kehilangan penghasilan rutin yang biasa dinikmati sebagai karyawan. Bisnis yang ideal selalu dimulai dengan hal yang dan didukung rencana yang besar. Namun, tetap ingat untuk memperkokoh pondasi keuangan rumah tangga sebelum memulai bisnis.
Live a Beautiful Life!
Pertama, Anda harus membuat rencana bisnis yang komprehensif. Sebuah rencana bisnis harus menjawab pertanyaan penting, antara lain: Apa yang Anda jual? Siapa pangsa pasar Anda? Seberapa besar nilai potensi pasar saat ini dan di masa depan? Apa yang akan menjadi keuntungan kompetitif dalam persaingan bisnis Anda? Bagaimana Anda memperoleh keuntungan? Berapa banyak persaingan yang ada di dalam kategori bisnis ini?
Kedua, setelah merampungkan rencana bisnis, selanjutnya Anda mengakses dana sebagai sumber modal kerja. Rencana bisnis memberikan gambaran berapa jumlah modal yang Anda perlukan, apakah perlu meminjam dari bank, dan bagaimana bisnis Anda dapat membayar utang modal kerja tersebut.
Ketiga, membuat anggaran bulanan rumah tangga yang baru. Bagaimana Anda menentukan berapa penghasilan per bulan? Bila Anda bekerja untuk bisnis ini, maka setiap bulannya tentukan gaji yang Anda ambil dari usaha. Masukkan jumlah gaji sebagai bagian dari biaya usaha. Nah, pastikan pengeluaran rumah tangga lebih kecil dari pemasukan dasar dari bisnis. Pastikan Anda menyisihkan anggaran untuk menutupi kerugian perusahaan dan kewajiban membayar pajak operasional.
Keempat, mempersiapkan keuangan pribadi. Salah satu ketakutan terbesar seorang pegawai kantoran yang beralih menjadi pengusaha adalah risiko tidak mendapatkan penghasilan rutin. Jangan berkecil hati jika pada tahapan awal, Anda belum mendapatkan jumlah penghasilan yang sama saat menjadi karyawan.
Kelima, memiliki contingency plan sebagai rencana cadangan jika terjadi sesuatu sehingga tidak berjalan lancar. Pertimbangkan hal-hal berikut:
- Apakah Anda memiliki pilihan untuk kembali ke pekerjaan penuh waktu di perusahaan lama Anda?
- Apakah Anda memiliki pilihan untuk kembali ke pekerjaan penuh-waktu dengan majikan baru?
- Apakah Anda ingin mencoba arah bisnis baru (yaitu masih menjadi seorang pengusaha, tetapi dalam kategori industri yang berbeda)?
Oleh karena itu, sebelum mulai usaha, Anda wajib untuk memiliki ketersediaan dana darurat yang memadai. Dana ini harus disimpan dalam bentuk tabungan biasa atau deposito dengan jumlah minimal 12 kali pengeluaran rutin bulanan. Dana ini berfungsi untuk memenuhi keperluan rutin Anda saat usaha Anda belum memberikan penghasilan. Selain itu, ada baiknya mempertimbangkan opsi contingency plan Anda.
Apakah Anda sudah memiliki dana darurat yang memadai? Coba periksa dengan bantuan kalkulator ini.
Saya pribadi memiliki pengalaman membangun bisnis konsultan keuangan setelah bekerja di sebuah perusahaan multinasional besar selama lima setengah tahun. Enam bulan sebelum memutuskan berhenti bekerja, saya kumpulkan dana darurat dan menggunakan separuh gaji untuk memenuhi kebutuhan setiap bulan.
Keuangan Bisnis dan Keuangan Pribadi
Keuangan bisnis merupakan hal yang berbeda dengan keuangan pribadi Anda. Saat Anda memutuskan untuk berbisnis, langsung pisahkan keuangan untuk usaha dengan keuangan untuk pribadi. Disiplin dalam pembukuan harus dilakukan sejak awal.
Modal awal bisnis merupakan investasi Anda. Catatlah berapa investasi yang telah Anda keluarkan sebagai modal usaha. Setiap pengeluaran untuk bisnis, haruslah dibayar dari penghasilan bisnis. Prinsip yang sama berlaku sebaliknya. Setiap penghasilan bisnis tidak dapat langsung digunakan untuk membiayai anggaran rumah tangga Anda. Menggunakan arus kas bisnis untuk membiayai keperluan-keperluan pribadi adalah kesalahan besar.
Jangan Takut Memulai
Di tahap awal memulai bisnis sendiri, hasil usaha kadang tidak sesuai dengan harapan. Jangan mundur hanya karena Anda takut kehilangan penghasilan rutin yang biasa dinikmati sebagai karyawan. Bisnis yang ideal selalu dimulai dengan hal yang dan didukung rencana yang besar. Namun, tetap ingat untuk memperkokoh pondasi keuangan rumah tangga sebelum memulai bisnis.
Live a Beautiful Life!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar