Gusti Ayu Made
Ervina Rosiana1
Gede
Juliarsa2
Maria M. Ratna
Sari3
1Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail:gusti18ervina@gmail.com / telp: +62 813383098 98
2Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan profitabilitas sebagai
variabel pemoderasi. Sampel yang dipakai dalam penelitian adalah 55 data dari
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008 sampai 2012 yang mana
data dalam penelitian berasal dari data sekunder yang diperoleh melalui teknik
dokumentasi. Data penelitian ini telah memenuhi syarat uji asumsi klasik dan
uji kesesuaian model dengan adjusted R2 sebesar 37,6% yang diolah
dengan menggunakan teknik regresi linier berganda dan sebesar 77,8% yang diolah
dengan menggunakan teknik Moderated Regression Analysis. Hasil analisis
menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan dan profitabilitas mampu memperkuat pengaruh pengungkapan CSR
terhadap nilai perusahaan.
Kata
kunci:pengungkapan csr, profitabilitas,
nilai perusahaan
ABSTRACT
The purposeofthis study
wastodetermine the effect of to determine the effect of Corporate Social
Responsibility disclosure to the value of the company on manufacturing
companies listed in Indonesia Stock Exchange to profitability as a moderating
variable. The samplesused in the studyis55 observations of manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008 to 2012
which is where the data in the study came from the secondary data obtained
through technical documentation. The data of this study was to qualify the
classical assumption and test the suitability of the model with an adjusted R2
of 37.6% which is processed using multiple linear regression techniques and by
77.8% which is processed using techniques Moderated Regression Analysis. The
analysis showed thatCSRdisclosurepositive and significant effecton firm
valueandprofitabilityto strengthen theinfluence ofCSR disclosureon firm value.
Keywords:
corporate social responsibility disclosure, profitability, firm value
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia bisnis saat ini
mengalami kemajuan yang sangat pesat serta persaingan yang begitu ketat. Saat
perusahaan semakin berkembang, maka tingkat kesenjangan sosial dan kerusakan
lingkungan pun semakin tinggi karena adanya aktivitas perusahaan yang tidak
terkendali terhadap berbagai sumber daya untuk meningkatkan laba perusahaan.
Selain pihak yang terkait langsung dengan perusahaan, masyarakat dan lingkungan
sekitar perusahaan pun merasakan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas operasi
perusahaan. Oleh sebab itu, tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada para shareholder,
tetapi juga kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, seperti
pelanggan, pemilik atau investor, supplier, komunitas dan juga pesaing
(Rika dan Islahuddin, 2008). Bowen (1943) menyatakan bahwa keberhasilan dunia
bisnis ditentukan oleh bagaimana kontribusinya terhadap kesejahteraan
masyarakat umum, bukan hanya untuk warga bisnis itu sendiri. Suatu entitas
dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari masyarakat dan lingkungan
sekitarnya, sehingga menciptakan hubungan timbal balik antara masyarakat dan
perusahaan. Perusahaan membutuhkan suatu respon yang positif dari masyarakat
yang diperoleh melalui apa yang dilakukan oleh perusahaan kepada para stakeholder,
termasuk masyarakat dan lingkungan sekitar (Kamil dan Antonius, 2012).
CSR
adalah gagasan yang membuat perusahaan tidak hanya bertanggungjawab dalam hal
keuangannya saja, tetapi juga terhadap masalah sosial dan lingkungan sekitar
perusahaan agar perusahaan dapat tumbuh secara berkelanjutan, seperti pendapat
Sari (2012) yang menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan lebih luas lagi,
sampai pada kemasyarakatan. Perkembangan CSR terkait semakin banyaknya masalah
lingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan. Sejalan dengan
hal tersebut, perusahaan yang aktivitasnya terkait dengan sumber daya alam
wajib mengungkapkan CSR, hal itu termuat dalam UU No.40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (Utama, 2007). Gossling dan Voucht (2007)
mengatakan bahwa CSR
dapat dipandang sebagai kewajiban dunia bisnis untuk menjadi akuntabel terhadap
seluruh stakeholder, bukan hanya terhadap salah satu stakeholder
saja.
Jika perusahaan tidak
memberikan akuntabilitas kepada seluruh stakeholder yang meliputi
karyawan, pelanggan, komunitas, lingkungan lokal/global, pada akhirnya
perusahaan tersebut akan dinilai buruk dan tidak akan mendapatkan dukungan dari
masyarakat.
CSR
merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan untuk memperbaiki masalah sosial
danlingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan, oleh sebab
itu CSR sangat berperan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Heinkel et
al.
(2001)perusahaan harus
menganggap CSR sebagai strategi jangka panjang yang menguntungkan, bukan
sebagai aktivitas yang merugikan. Selain itu, Chariri (2008) berpendapat bahwa
pengungkapan CSR dapat digunakan sebagai alat manajerial untuk menghindari
masalah social dan lingkungan.
Sembiring (2003) mendapatkan hasil bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan menurut
Preston (1978) dalam Hackston dan Milne (1996), perusahaan akan semakin banyak
mengungkapkan aktivitas CSR apabila tingkat profitabilitas perusahaan tersebut
semakin tinggi. Secara teoritis, semakin banyaknya aktivitas CSR yang
diungkapkan oleh perusahaan, maka nilai perusahaan akan semakin meningkat
karena pasar akan memberikan apresiasi positif kepada perusahaan yang melakukan
CSR yang ditunjukkan dengan peningkatan harga saham perusahaan.Investor
mengapresiasi praktik CSR dan melihat aktivitas CSR sebagai pedoman untuk menilai
potensi keberlanjutan suatu perusahaan. Oleh sebab itu, dalam mengambil
keputusan investasi, banyak investor yang cukup memperhatikan CSR yang
diungkapkan oleh perusahaan (Ghoul et al., 2011).
Teori
Stakeholder
Stakeholder
merupakan semua pihakyang keberadaannya
sangat mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan, seperti: karyawan,
masyarakat, perusahaan pesaing dan pemerintah
(Purwanto, 2011). Daud
dan Abrar (2008) berpendapat bahwa kelompok tersebut menjadi pertimbangan
paling penting untuk perusahan mengungkapkan informasinya. Menurut teori stakeholder,
perusahaan merupakan entitas yang beroperasi bukan hanya untuk kepentingan perusahaan
itu sendiritetapijuga harusmemberikan manfaat kepadastakeholder-nya.
Oleh sebab itu, dukungan dari stakeholder sangat mempengaruhi keberadaan suatu
perusahaan. Jensen (2001) menyatakan bahwa keputusan manajemen harus
memperhatikan stakeholder-nya untuk meningkatkan nilai perusahaan. Stakeholder
juga mempunyai hak terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan, seperti halnya pemegang saham (Waryanti, 2009).
Teori
Legitimasi
Teori legitimasi merupakan suatu gagasan
tentang kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat. Menurut teori ini,
untuk diterima oleh masyarakat, perusahaan harus mengungkapkan aktivitas social
perusahaan sehingga akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan (Reverte,
2009).Teori legitimasi juga berpendapat bahwa perusahaan harus melaksanakan dan
mengungkapkan aktivitas CSR semaksimal mungkin agar aktivitas perusahaan dapat
diterima oleh masyarakat. Pengungkapan ini digunakan untukmelegitimasi
aktivitas perusahaan di mata masyarakat, karenapengungkapanCSR akan menunjukkan
tingkat kepatuhan suatu perusahaan (Branco dan Rodrigues, 2008).
Teori
Sinyal
Teori
sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk mengungkapkan informasi
kepada pihak eksternal karena terjadi asimetri informasi antaramanajemen dengan
pihak eksternal. Oleh sebab itu, semua informasi perusahaan, baik itu informasi
keuangan maupun non keuangan harus diungkapkan oleh perusahaan. Salah satu
informasi tersebut adalah tentang aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan, yang
diungkapkan dalam laporan
tahunan
perusahaan.Perusahaan mengungkapkan CSR dengan harapan dapat meningkatkan nilai
perusahaan (Rustiarini, 2010).
Konsep
Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR
yaitu suatu bentuk aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
ekonomi perusahaan sekaligus peningkatan kualitas hidup karyawan beserta
keluarganya dan juga kualitas hidup masyarakat sekitar. Menurut Cheng dan
Yulius (2011), aktivitas CSR dapat memberikan banyak manfaat, seperti: dapat
meningkatkan citra dan daya tarik perusahaan di mata investor serta analis
keuangan penjualan, dapat menunjukan brand positioning, dan dapat
meningkatkan penjualan dan market share.Pengungkapan CSRmerupakanmerupakan
proses pemberian informasi kepada kelompok yang berkepentingan tentang
aktivitas perusahaan serta dampaknya terhadap sosial dan lingkungan (Mathews,
1995).
Profitabilitas
Profitabilitas
yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba (Kartini dan Arianto, 2008).
Kamil dan Herusetya (2012) berpendapat bahwa tingkat profitabilitas yang
semakin besarmenunjukkan perusahaan mampu mendapatkan laba yang semakin besar,
sehingga perusahaan mampu untuk meningkatkan aktivitas tanggung jawab sosial,
serta mengungkapkan tanggung jawab sosialnya dalam laporan tahunan dengan lebih
luas.
Nilai
Perusahaan
Nilai
perusahaan diartikan sebagai nilai pasar dalam penelitian ini, seperti yang
diungkapkan oleh Fama (1978), karena apabila harga saham perusahaan meningkat,
maka perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para shareholder.
Nilai perusahaan merupakan indikator penting bagi investor untuk menilai
perusahaan secara keseluruhan (Nurlela dan Islahuddin, 2008).
Nilai
perusahaan dalam penelitian diukur menggunakanTobin’s Q karena informasi yang
diberikan oleh Tobin’s Q dinilai paling baik. Tobin’s Q menunjukkan bahwa
perusahaan tidak terfokus pada investor dalam bentuk saham saja(Sukamulja, 2004
dalam Permanasari, 2010). Perusahaan yang memiliki Tobin’s Q dengan nilai yang
semakin tinggi menunjukkan bahwa prosfek pertumbuhan perusahaan semakin baik,
karena investor akan mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk perusahaan yang
memiliki nilai pasar aset yang lebih besar daripada nilai bukunya. Apabila
nilai Q lebih kecil dari 1, berarti investasi dalam aktiva tidak menarik
(Herawaty, 2008).
Berdasarkan
teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H1
: Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
H2
: Profitabilitasmemperkuat pengaruh
pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan.
METODE
PENELITIAN
Penelitiandilakukan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEIperiode 2008-2012 dengan mengakses website www.idx.co.id. Penelitian menggunakan sumber
data sekunder yang didapat darilaporan tahunan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2008-2012.Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi,
yaitu dengan mengumpulkan dan memanfaatkan data laporan tahunan perusahaan
manufakturtahun 2008-2012 yang telah tersedia sebagai informasi. Data tersebut
didapat dari situs yang dimiliki oleh BEI yaitu www.idx.co.id.
Populasi
penelitian yaitu kumpulan dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI selama periode 2008-2012 dengan jumlah119 perusahaan.Pengambilan sampel
dengan metode nonprobability samplingyaitu dengan teknik purposive
samplinguntuk memperoleh sampel yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan, yaitu perusahaan manufaktur yang
terdaftar
di BEI selama periode tahun 2008-2012 dan memiliki laporan tahunan lengkap
selama periode tahun 2008-2012. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel
tersebut, diperoleh 11 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel sehingga jumlah
sampel selama lima tahun periode pengamatan adalah sebanyak 55 data.
Penelitian ini menggunakan teknik
Analisis Regresi Linier Berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA)
dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution(SPSS)versi
15. Tahapyang dilakukan adalahuji asumsi klasik, perumusan model analisis
regresi, koefisien determinasi, uji kesesuaian model dan uji statistik t.
Definisi
operasional variabel yang dipakai yaitu:
1.
Pengungkapan CSR diukur
menggunakan daftar pengungkapan tanggung jawab sosial, yaitu dengan memberi
skor “0” untuk setiap item yang tidak diungkapkan dalam laporan tahunan
perusahaan dan memberi skor “1” untuk setiap item yang diungkapkan (Sembiring,
2005).
CSRIj =
|
|
|
….…………………………...........……………………………………(1)
|
|
|
|
|
||
Dimana,
|
|
|
|
|
CSRIj
|
:
|
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Index perusahaan j
|
|
|
n
|
:
|
jumlah skor
pengungkapan yang diperoleh untuk perusahaan j
|
|
k :
jumlah skor maksimal (78)
2.
Profitabilitasdalam penelitian diproksi
menggunakanReturn On Assets (ROA).
ROA =
|
|
|
…………………………………….…(2)
|
|
|
|
|
|
|||
3.
Nilai Perusahaan diproksi dengan Tobin’s Q.
|
|
||||
Q =
|
(EMV
+ D)
|
………………………………………………….……….(3)
|
|
||
(EBV
+ D)
|
|
||||
|
|
|
|
||
Dimana :
Q :
nilai perusahaan
EMV : nilai pasar ekuitas (EMV = closing price
x jumlah saham yang beredar)
D : nilai buku dari total hutang
EBV : nilai buku dari ekuitas
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Uji Asumsi Klasik
Penelitian dilakukan padaseluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menggunakan data time series
dalam kurun waktu 2008 hingga 2012. Jumlah data dalam penelitian ini sebanyak
55 data.Berdasarkan 55 data penelitan, berikut adalah hasil dari uji asumsi
klasik.
Tabel 1.
Hasil Uji
Normalitas
|
|
UnstandardizedResidual
|
|
|
|
Analisis
Regresi Linear Berganda
|
MRA
|
|
N
|
55
|
55
|
|
Kolmogorov-Smirnov
Z
|
1,013
|
0,564
|
|
Asymp.
Sig. (2-tailed)
|
0,256
|
0,909
|
Sumber:
Data Sekunder Diolah, 2013.
Tabel
1menunjukkan Sig. (2 – tailed)dalam One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada
analisis regresi linear berganda dan MRA masing-masing senilai 0,256 dan 0,909 yaitu
di atas0,05. Ini berarti bahwa data yang diuji terdistribusi normal.
Tabel 2.
Hasil Uji
Autokorelasi
|
|
Analisis Regresi Linear Berganda
|
MRA
|
|
Durbin
- Watson
|
1,852
|
1,772
|
Sumber:
Data Sekunder Diolah, 2013.
Tabel 2 menunjukkan nilai Dw pada analisis
regresi linear berganda dan MRA masing-masing sebesar1,852 dan 1,772, sementara
dengan jumlah n = 55 diperoleh nilai dU = 1,64 dan 4-dU =
2,36. Nilai Dw sebesar 1,852 dan 1,772terletak diantara nilai dU dan
4-dU yang
merupakan daerah bebas
autokorelasi. Ini berarti data penelitian tidak mengandung gejala autokorelasi.
Tabel 3.
Hasil Uji
Multikolinearitas
Model
|
Collinearity
Statistics
|
|
|
|
Tolerance
|
VIF
|
|
||
|
|
|||
CSR
|
|
|
|
|
ROA
|
0,5631,777
|
|
|
|
CSR*ROA
|
0,540
1,851
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber:
Data Sekunder Diolah, 2013.
Tabel
3 menunjukkan seluruh variabel bebas dengan tolerance bernilai diatas 0,1 serta
VIF dengan nilai dibawah 10. Ini berartidata pada penelitiantidak mengandung
gejala multikolinearitas.
|
|
Tabel 4.
|
|
|
|
|
Hasil Uji Heteroskedastisitas
|
|
|
|
|
Sig.
|
|
|
|
Model
|
Analisis Regresi Linear Berganda
|
|
MRA
|
|
1 (Constant)
|
0,019
|
|
0,715
|
|
CSR
|
0,738
|
|
0,441
|
|
ROA
|
|
|
0,265
|
|
CSR*ROA
|
|
|
0,454
|
Sumber:
Data Sekunder Diolah, 2013.
Berdasarkan
Tabel 4, nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap
nilai absolute residual pada analisis regresi linear berganda dan MRAberada di
atas 0,05. Ini berarti bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas pada
data penelitian.
Analisis
Regresi Linier Berganda
Dalam
menguji hipotesis pertama dilakukan uji regresi linear berganda, dengan hasil
sebagai berikut.
Tabel 5.
Hasil Analisis
Regresi Linear Berganda
|
|
Unstandardized
|
Standardized
|
|
|
|
|
|
Coefficients
|
Coefficients
|
|
|
|
|
|
|
Std.
|
|
|
|
|
Model
|
B
|
Error
|
Beta
|
T
|
Sig.
|
|
1 (Constant)
|
0,156
|
0,301
|
0,623
|
0,518
|
0,606
|
|
CSR
|
5,378
|
0,928
|
|
5,794
|
0,000
|
Sumber:
Data Sekunder Diolah, 2013.
Persamaan
regresi yang dihasilkan tabel 5, sebagai berikut.
Y = 0,156 +
5,378 X1 + e
1.
Nilai Konstanta 0,156
memiliki arti apabila pengungkapan CSR konstan, maka nilai perusahaan akan
meningkat sebesar 0,156 persen.
2.
Nilai koefisien regresi
pengungkapan CSR (X1) sebesar 5,378 memiliki arti apabila
pengungkapan CSR meningkat sebesar 1 persen, maka nilai perusahaan meningkat
sebesar 5,378 persen.
Tabel 6.
Hasil MRA
|
|
Unstandardized
|
Standardized
|
|
|
|
|
|
Coefficients
|
Coefficients
|
|
|
|
|
|
|
Std.
|
|
|
|
|
Model
|
B
|
Error
|
Beta
|
T
|
Sig.
|
|
1 (Constant)
|
0,720
|
0,340
|
|
2,120
|
0,039
|
|
CSR
|
0,206
|
1,134
|
0,024
|
0,181
|
0,857
|
|
ROA
|
-0,561
|
3,170
|
-0,039
|
-0,177
|
0,860
|
|
CSR*ROA
|
30,886
|
9,385
|
0,907
|
3,291
|
0,002
|
Sumber:
Data Sekunder Diolah, 2013.
Persamaan
regresi yang dihasilkan tabel 6, sebagai berikut.
Y = 0,720 +
0,206 X1 – 0,561 X2 + 30,886 X1X2 +
e
Persamaan
regresi tersebut memiliki makna sebagai berikut.
1. Nilai Konstanta 0,720 memiliki arti apabila
pengungkapan CSR, profitabilitas, hubungan antara pengungkapan Corporate
Social Responsibility dengan profitabilitas konstan, maka nilai perusahaan
akan meningkat sebesar 0,720 persen.
2.
Nilai koefisien regresi
pengungkapan Corporate Social Responsibility (X1) sebesar
0,206 memiliki arti apabila pengungkapan Corporate Social Responsibilitymeningkat
sebesar 1 persen dengan anggapan variabel lainnya konstan, maka nilai
perusahaan meningkat sebesar 0,206persen.
3.
Nilai koefisien regresi
profitabilitas (X2) sebesar -0,561memiliki arti apabila
profitabilitas meningkat sebesar 1 persen dengan anggapan variabel lainnya
konstan, maka nilai perusahaan menurun sebesar 0,561persen.
Hasil
Uji Kesesuaian Model dan Koefisien Determinasi
Uji
Kesesuaian Model bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat
layak digunakan sebagai alat analisis untuk menguji pengaruhvariabel independen
terhadap variabel dependennya. Hasil pengujian disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 7.
Hasil Uji
Kesesuaian Model
|
|
Analisis
Regresi Linear Berganda
|
|
MRA
|
||
|
|
|
|
|
|
|
Model
|
F
|
Sig.
|
F
|
|
Sig.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Regression
|
33,566
|
0,000a
|
64,128
|
|
0,000a
|
|
Residual
|
|
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
|
|
Sumber:
Data Sekunder Diolah, 2013.
Tabel
7 menunjukkan p-valuepada analisis regresi linear berganda dan MRA
masing-masing sebesar 0,000yaitu di bawah 0,05, berarti model regresi layak
digunakan dalam penelitian ini.
Nilai
Adjusted R2 pada regresi linear bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar variabel independen memengaruhi variabel dependennya. Nilai adjusted
R2dapat dilihat pada tabel 8.
|
|
Tabel
8.
|
|
|
|
Hasil
Koefisien Determinasi
|
|
||
|
|
|
|
|
|
Model
|
Analisis
Regresi
|
MRA
|
|
|
|
Linear
Berganda
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 R Square
|
0,388
|
0,790
|
|
|
AdjustedRSquare
|
0,376
|
0,778
|
|
Sumber:
Data Sekunder Diolah, 2013.
Berdasarkan Tabel 8, nilai adjusted R2pada
analisis regresi linear berganda dan MRA masing-masing sebesar 0,376 dan 0,778.
Nilai adjusted R2pada analisis regresi linear
berganda sebesar 0,376
memiliki arti bahwa37,6% perubahan nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh
variabel pengungkapan Corporate Social Responsibility, sedangkan62,4%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.Sedangkan, nilai adjusted R2pada
MRA sebesar 0,778 memiliki arti bahwa 77,8% perubahan nilai perusahaan dapat
dijelaskan oleh variabel pengungkapan CSR serta profitabilitas sebagai variabel
moderasi, sedangkan 22,2% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Hasil
Uji Statistik t
Tabel 9.
Hasil Uji
Statistik t Analisis Regresi Linear Berganda
|
Model
|
|
B
|
T
|
Sig
|
|
1
|
(Constant)
|
0,156
|
0,518
|
0,606
|
|
|
CSR
|
5,378
|
5,794
|
0,000
|
Sumber:
Data Sekunder Diolah, 2013.
Berdasarkan
tabel 9, diperoleh bahwa variabel pengungkapan Corporate Social Responsibility
mempunyai koefisien dengan arah positif. Hal itu menunjukkan bahwa peningkatan
pengungkapan CSR akan cenderung memiliki nilai perusahaan yang tinggi.
a.
Pengujian Hipotesis 1
Berdasarkan
tabel 9 didapatkan hasil estimasi variabel pengungkapan Corporate Social
Responsibilitydengan nilai t sebesar 5,794 dengan signifikansi senilai
0,000 yaitu di bawah 0,05 memiliki arti bahwa variabel pengungkapan CSR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga Hipotesis
1 diterima. Hal ini sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakanperusahaanberoperasi
bukan hanyauntuk kepentingan perusahaan itu namun harus memberikan
manfaat kepadastakeholder-nya. Apabila perusahaan dapat memaksimalkan
manfaat yangditerima stakeholder maka akan timbul kepuasan dan apresiasi
bagi stakeholder dan akan meningkatkan nilai perusahaan (Freeman et
al., 2006). Penelitian dengan hasil yang sama dilakukanLuo dan Bhattacharya
(2006) serta Nurlela dan Islahuddin (2008).
(2013):723-738
Tabel 10.
Hasil Uji
Statistik t MRA
|
Model
|
|
B
|
T
|
Sig
|
|
1
|
(Constant)
|
0,720
|
2,120
|
0,039
|
|
|
CSR
|
0,206
|
0,181
|
0,857
|
|
|
ROA
|
-0,561
|
-0,177
|
0,860
|
|
|
CSR*ROA
|
30,886
|
3,291
|
0,002
|
Sumber:
Data Sekunder Diolah, 2013.
Berdasarkan
tabel 10 diperoleh bahwa koefisien variabel moderasi profitabilitas memiliki
arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan profitabilitas akan
cenderung memperkuat pengaruh antara pengungkapan Corporate Social
Responsibility terhadap nilai perusahaan.
b. Pengujian
Hipotesis 2
Berdasarkan tabel 10diperoleh hasil
estimasi variabel moderasi profitabilitas dengan nilai t sebesar 3,291
dansignifikansisenilai 0,002 yaitu dibawah 0,05. Berarti variabel
profitabilitas mampu memoderasi (memperkuat)pengaruhpengungkapan CSRterhadap
nilai perusahaan, sehingga H2 diterima.Seperti
pendapat yang diungkapkan Heinze (1976) dalam Hackston dan Milne (1996) bahwa
profitabilitas merupakan faktor yang menjadikan manajemen lebih bebas dan
fleksibel dalam mengungkapkan CSR kepada shareholder dan stakeholder.
Profitabilitas yang semakin tinggi akan membuat manajemen dapat melakukan dan
mengungkapkan aktivitas CSR secara lebih luas.
SIMPULAN
DAN SARAN
Dari
hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2008-2012 dan profitabilitas mampu memperkuat pengaruh pengungkapan CSR
terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan untuk penelitian
selanjutnya yaitu penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel
yang berbeda
atau dapat menambah
sampel, tidak hanya
menggunakan perusahaan
manufaktur saja
serta memperluas rentang
waktu penelitian sehingga
diharapkan lebih
mampu melakukan
generalisasi pada hasil
penelitian. Selain itu,
penelitian selanjutnya
diharapkan dapat
menambah variabel independen yang dapatmempengaruhi nilai
perusahaan,
seperti Good Corporate Governance (GCG).
REFERENSI
Bowen,
Howard R. 1943. The Interpretation of Voting in the Allocation of Economic
Resources. The Quarterly Journal of Economics, 58 (1), pp: 27-48.
Branco,
Manuel Castelo and Rodrigues Lucia Lima. 2008. Faktors Influencing Social
Responsibility Disclosure by Portuguese Companies. Journal of Business
Ethies, 83, pp: 685-701.
Chariri,
Anis. 2008. Kritik Sosial atas Pemakaian Teori dalam Penelitian Pengungkapan
Sosial dan Lingkungan. Jurnal Maksi, 8(2), h: 151-169.
Cheng,
Megawati dan Yulius Logi Christiawan. 2011. Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility terhadap Abnormal Return. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, 13(3), Mei 2011, h: 24-36.
Daud,
Rulfah M. dan Abrar Amri. 2008. Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate
Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur di BEI). Jurnal Telaah & Riset
Akuntansi, 1(2), Juli 2008, h: 213-231.
Ghoul,
Sadok El, Omrane Guedhami, Chuck C. Y. Kwok and Dev R. Mishra. 2011. Does
Corporate Social Responsibility affect the cost of capital?. Journal of
Banking & Finance, 35 (9), pp: 2388-2406.
Gossling,
Tobias dan Chris Vocht. 2007. Social Role Conceptions and Corporate Social
Responsibility Policy Success. Journal of Business Ethics, 74, pp:
363-372.
Hackston,
David dan Markus J. Milne. 1996. Some Determinants of Social and Environmental
Disclosure in New Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability
Journal, 9 (1), pp: 77-100.
Heinkel,
Robert, Alan Kraus and Josef Zechner. 2001. The effect of green investment
on corporate behavior. Journal of Financial and Quantitative Analysis, 36
(4), pp: 431.
Herawaty,
Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating
Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 10 (2), h: 97-108.
Jensen,
Michael C. 2001. Value Maximisation, Stakeholder Theory, and the Corporate
Objective Function.European Financial Management, 7(3), pp: 297-317.
Kamil,
Ahmad dan Antonius Herusetya. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Luas Pengungkapan Kegiatan Corporate Social Responsibility. Media
Riset Akuntansi, 2(1), h: 1-17.
Kartini
dan Tulus Arianto. 2008. Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Pertumbuhan
Aktiva Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan
Manufaktur.
Jurnal Keuangan
Dan Perbankan, 12(1), h: 11 – 21.
Mathews,
M.R. 1995. Social and Environmental Accounting: A Practical Demonstration of
Ethical Concern. Journal of Business Ethics, 14(8), pp: 663-671.
Nurlela
dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel
Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI.
Nuzula,
Nila Firdausi and masanori Kato. 2011. Do Japanese Capital Markets Respond
to the Publication of Corporate Social Responsibility Reports?.
Journal of Accounting, Finance and Economics, 1(1), pp: 48-60.
Purwanto,
Agus. 2011. Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,terhadap
Corporate
Social Responsibility. Jurnal Akuntansi
& Auditing, 8(1), November 2011, h: 1-94.
Reverte,
C. 2009. Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure
Ratings by Spanish Listed Firms. Journal of Business Ethics, 88, pp:
351-366.
Rika,
Nurlela dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai
Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI.
Rustiarini,
Ni Wayan. 2010. Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan Corporate
Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi XIII Purwokerto 2010.
Sari,
Rizkia Anggita. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Corporate
Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal, 1(1), h:
124-140.
Sembiring,
Eddy Rismanda. 2003. Kinerja Keuangan, Political Visibility,
Ketergantungan pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya, 16 –
17 Oktober 2003.
, Eddy Rismanda. 2005.
Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris
Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII Solo,
15-16 September 2005.
Undang-Undang
No.40 tahun 2007.
Utama, Sidharta. 2007. Evaluasi
Infrastruktur Pendukung Pelaporan TanggungJawab Sosial dan Lingkungan di
Indonesia. www.ui.edu. Diakses tanggal 18 Mei 2013.
Waryanti, 2009. Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi S1 Akuntansi UNDIP.
www.idx.co.id